Seorang 
Mukmin beribadah kepada Allah عزّوجلّ dengan penuh cinta, harap disertai rasa cemas. Cinta 
kepada Allah عزّوجلّ karena banyak sekali nikmat yang telah Dia limpahkan kepada 
hamba-Nya; Beribadah dengan penuh harap bisa meraih rahmat dan ampunan-Nya; 
sedangkan cemas maksudnya khawatir terkena siksa-Nya, juga khawatir amal yang 
dilakukannya gugur disebabkan perusak-perusak amal. Karena amalan itu bisa gugur 
dengan berbagai sebab sebagaimana diterangkan oleh Allah عزّوجلّ dan Rasul-Nya. Allah  
عزّوجلّ  berfirman 
:
يَا 
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ 
وَلَا تُبْطِلُوا 
أَعْمَالَكُمْ
Wahai  orang-orang beriman,   taatilah  
Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) 
amal-amalmu. (QS. Muhammad/47:33)
Tentang    ayat    
ini,    Imam    Ibnu    
Katsir رحمه 
الله mengatakan, 
"Kemudian Allah عزّوجلّ memerintahkan para hamba-Nya yang beriman untuk mentaati-Nya dan 
mentaati Rasul-Nya, karena ketaatan itu merupakan kebahagiaan mereka di dunia 
dan akhirat. Allah عزّوجلّ juga melarang mereka dari murtad yang akan bisa membatalkan 
seluruh amalan. Oleh karena itu Allah عزّوجلّ berfirman, "janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu", 
maksudnya dengan kemurtadan". (Tafsir Ibnu Katsir, surat Muhammad, ayat 
ke-33 )
PERUSAK 
AMAL SECARA TOTAL
Berdasarkan 
nash-nash dari al-Qur'an dan as-Sunnah, dapat diketahui bahwa perusak amal itu 
ada dua macam:
Perusak 
sebagian amal, seperti riya' dalam ibadah, atau berbagai jenis kemaksiatan 
sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih.
Perusak 
amal secara total, yaitu ada ada empat macam: kekafiran, kemusyrikan, 
kemunafikan, dan kemurtadan.
Sebagai 
seorang Mukmin, adalah menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk memahami segala 
macam perusak amal itu, kemudian menjauhinya, agar kita selamat dan bisa meraih 
kebaikan yang kita inginkan dengan amal shalih kita. Namun karena keterbatasan 
halaman, maka pada kesempatan kali ini kita hanya akan membicarakan jenis 
perusak yang kedua yaitu yang bisa menggugurkan amal secara total, mengingat 
dampaknya dan keburukannya yang luar biasa. Inilah empat macam perusak amal 
secara total:
1. KEMUSYRIKAN 
Syirik 
(kesyirikan), maksudnya adalah menjadikan sekutu atau tandingan bagi Allah 
عزّوجلّ dalam rububiyah (perbuatan-Nya), uluhiyah (hak-Nya 
untuk ditaati secara mutlak dengan penuh kecintaan dan pengagungan), dan 
asma' dan sifat (nama-nama-Nya yang paling indah dan 
sifat-sifat-Nya yang sempurna).
Umumnya, 
kesyirikan itu terjadi dalam uluhiyah. Misalnya, berdoa    kepada  
Allah عزّوجلّ tapi juga berdoa kepada selain-Nya, atau mempersembahkan salah 
satu jenis ibadah kepada selain Allah عزّوجلّ, seperti: penyembelihan binatang, nadzar, rasa takut, 
berharap, dan kecintaan. (Kitab Muqarrar Tauhid lish Shaffits Tsalits al-'Ali 
fil Ma'ahid al-Islamiyah, 3/10)
Syirik 
merupakan dosa dan kezhaliman terbesar yang tak termaafkan, jika pelakunya mati 
dalam keadaan musyrik. Oleh karena itu tidak mengherankan jika syirkul 
akbar (kemusyrikan yang besar) digolongkan kedalam sesuatu yang bisa 
menggugurkan semua amal kebaikan seseorang secara total. Allah  عزّوجلّ berfirman :
وَلَوْ 
أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Seandainya 
mereka (para Nabi) mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan 
yang telah mereka kerjakan. (QS. al-An'am/6:88)
Ketika 
menjelaskan ayat ini, syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di رحمه 
الله berkata, "Sesungguhnya syirik itu bisa melenyapkan amalan dan 
bisa menyebabkan kekal dalam neraka. Maka jika seandainya hamba-hamba pilihan 
tersebut (yakni para Nabi) berbuat syirik niscaya lenyaplah amalan-amalan mereka 
(tetapi mereka tidak mungkin melakukannya), apalagi selain mereka." (Taisir 
Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, surat al-An'am, ayat 
ke-88)
Dia 
juga berfirman:
وَلَقَدْ 
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ 
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan 
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (para nabi) sebelummu, jika 
kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapus amalmu dan tentulah kamu 
termasuk orang-orang yang merugi. (QS. az-Zumar/39:65)
Syaikh 
Abdurrahman bin N?shir as-Sa'di رحمه 
الله berkata di dalam tafsirnya tentang ayat ini, "Jadi dalam 
kenabian seluruh Nabi, syirik itu bisa melenyapkan seluruh amalan, sebagaimana 
Allah عزّوجلّ telah firmankan dalam surat al-An'am." (Taisir Karimir Rahman 
Fi Tafsir Kalamil Mannan)
Syaikh 
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رحمه 
الله berkata, "Sebagai diketahui berdasarkan dalil-dalil syar'i dari 
al-Qur’an dan as-Sunnah bahwa seluruh amalan dan perkataan hanya akan sah dan 
diterima jika muncul dari aqidah shahihah (yang benar). Jika aqidah tidak 
shahihah, maka seluruh amalan dan perkataan yang muncul darinya pun 
batal." (Aqidatus Shahihah Wa Nawaqidhul Islam, hlm. 
3)
2. 
KAFIR
Kekafiran 
adalah lawan dari keimanan. Dalam keimanan harus ada keyakinan dan ketundukan 
terhadap firman Allah عزّوجلّ dan sabda Rasulullah صلى 
الله عليه وسلم. Jika dua hal itu tidak terpenuhi, maka keimanannya dianggap 
tidak ada. Oleh karena itu kekafiran memiliki bermacam-macam 
bentuk.
Syaikhul 
Islam رحمه 
الله berkata, "Mereka (kaum Muslimin) telah sepakat bahwa orang yang 
tidak beriman setelah tegak hujjah kepada mereka, maka dia kafir, baik karena 
dia mendustakan, meragukan, berpaling, sombong, ragu-ragu, atau lain 
sebagainya". (Majmu' Fatawa, 20/87)
Demikian 
juga secara hukum, para Ulama membagi kekafiran menjadi dua: kufur akbar 
dan kufur ash-ghar. Kufur akbar adalah kekafiran yang bisa 
menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam, sehingga pelakunya akan kekal 
dalam neraka. Kufur inilah yang menggugurkan seluruh amal. Sedangkan kufur 
ash-ghar adalah kekafiran yang tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama 
Islam, sehingga seandainya pelakunya masuk neraka, dia tidak kekal di dalamnya. 
Meski demikian, pelakunya tetap mendapatkan ancaman siksa yang 
besar.
Dalam   banyak ayat, Allah عزّوجلّ memberitahukan 
bahwa amalan-amalan orang kafir itu sia-sia betapapun banyaknya. Diantaranya, 
dalam firman Allah  عزّوجلّ:
وَالَّذِينَ 
كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَلِقَاء الآخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ هَلْ يُجْزَوْنَ 
إِلاَّ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Dan 
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan perjumpaan dengan 
akhirat, maka seluruh perbuatan mereka terhapus. Mereka tidak diberi balasan 
selain dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 
al-A'raf/7:147)
Juga 
firman-Nya :
وَالَّذِينَ 
كَفَرُوا فَتَعْساً لَّهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ. ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا 
مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
Dan 
orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan 
amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci 
kepada apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan 
(pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS. Muhammad/47: 8-9)
Oleh 
karena itu Allah عزّوجلّ menggambarkan amal-amal orang kafir itu seperti debu yang 
diterbangkan oleh angin, tidak ada manfaatnya sama sekali, atau seperti 
fatamorgana yang tidak ada hakekatnya. Allah عزّوجلّ  berfirman:
مَّثَلُ 
الَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ 
فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لاَّ يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُواْ عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ 
الضَّلاَلُ الْبَعِيدُ
Orang-orang 
yang kafir kepada Rabbnya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup 
angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat 
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). 
Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (QS. 
Ibrahim/14:18)
Juga 
firman-Nya :
وَالَّذِينَ 
كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاء حَتَّى 
إِذَا جَاءهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئاً وَوَجَدَ اللَّهَ عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ 
وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Dan 
orang-orang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang 
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya 
air itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) 
Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan 
cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. 
an-Nur/24:39)
Ini 
merupakan kerugian yang sangat fatal, bahkan orang-orang kafir itu adalah 
orang-orang yang paling rugi! Ketika di dunia, mereka mengira akan mendapatkan 
balasan atas amal kebaikan mereka, namun karena amal-amal mereka tidak dilandasi 
iman, maka mereka tidak mendapatkan balasan sedikitpun di 
akhirat.
3. 
MUNAFIQ
Nifak 
adalah perbuatan menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan. Jika yang 
ditampakkan adalah keimanan, dan yang disembunyikan adalah kekufuran, maka ini 
adalah nifak akbar, pelakunya disebut dengan munafik. Walaupun di dunia dihukumi 
sebagai orang-orang Muslim, karena zhahir demikian, namun di akhirat orang-orang 
munafik akan berada dalam neraka yang paling bawah.
Amalan 
orang munafik itu sia-sia, karena Allah عزّوجلّ telah menggugurkannya. Allah عزّوجلّ berfirman:
قَدْ 
يَعْلَمُ اللَّهُ الْمُعَوِّقِينَ مِنكُمْ وَالْقَائِلِينَ لِإِخْوَانِهِمْ هَلُمَّ 
إِلَيْنَا وَلَا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلَّا قَلِيلاً. أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ 
فَإِذَا جَاء الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ 
كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُم 
بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُوْلَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا 
فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ 
يَسِيراً   
Sesungguhnya 
Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu dan 
orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, "Bergabunglah bersama kami 
!" Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan 
sebentar.
Mereka 
bakhil kepadamu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu 
memandang kepadamu dengan mata yang terbalik seperti orang yang pingsan karena 
akan mati. Dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah 
yang tajam, sedang merekti bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak 
beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. dan yang demikian itu mudah 
bagi Allah. (QS. al-Ahzab/33:18-19)
Allah 
عزّوجلّ juga berfirman mengenai orang-orang 
munafik:
وَيَقُولُ 
الَّذِينَ آمَنُواْ أَهَـؤُلاء الَّذِينَ أَقْسَمُواْ بِاللّهِ جَهْدَ 
أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُواْ 
خَاسِرِينَ
Dan 
orang-orang yang beriman akan mengatakan, "Inikah orang-orang yang bersumpah 
sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu? 
 Rusak binasalah segala amal mereka, lalu 
mereka menjadi orang-orang yang merugi. (QS. 
al-Maidah/5:53)
4. 
KEMURTADAN
Murtad 
maksudnya kembali kepada kekufuran setelah sebelumnya beragama Islam. Allah 
عزّوجلّ memberitahukan usaha kaum musyrikin Quraisy untuk memurtadkan 
kaum Muslimin, dan ancaman terhadap kaum Muslimin yang 
murtad:
وَلاَ 
يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ 
اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ 
فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ 
أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Mereka 
(musyrikin Quraisy) tidak henti-hentinya memerangi kamu (kaum Muslimin) sampai 
mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekufuran), seandainya 
mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia 
mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di 
akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. 
al-Baqarah/2:217)
Setelah 
kita mengetahui bahwa amalan seseorang bisa batal dengan perkara-perkara yang 
merusakkan amalan, maka sepantasnya kita selalu berusaha menjaga dan melindungi 
amalan kita sebaik-baiknya, jangan sampai menjadi rusak dan sia-sia. Karena 
sesungguhnya iman yang shahih (benar) dan amal yang shalih (baik), 
keduanya ini yang menjadi kunci kebahagian hamba di dunia dan akhirat. Semoga 
Allah عزّوجلّ selalu membimbing kita di atas jalan yang Dia cintai dan menjaga 
kita dari segala keburukan, Amin.[]
Sumber